Translate

Selasa, 09 April 2013

Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.[1]
a.       Uji Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi yaitu derajat dimana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur.[2] Uji validitas isi hanya digunakan untuk instrumen yang berbentuk tes. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.[3]
b.      Uji Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct.[4] Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (Judgment experts). Dalam hal ini, setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang istrumen yang telah disusun.[5]



[1]Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) p. 121
[2]Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) p. 123
[3]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), p. 129
[4]Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) p. 123
[5]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), p. 125

2 komentar:

  1. assalamualaikum..
    mas mau tanya, seperti yang anda tulis diatas dapat disimpulkan bahwa uji validitas konstruk hanya menggunakan expert judgement, padahal pada buku-buku penelitian disebutkan bahwa untuk validitas konstruk mengunakan expert judgement dan uji coba dilapangan. apakah memang boleh hanya menggunakan expert judgement?
    trimakasih, mohon dibalas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mf sblumnya baru blz....
      sblumnya sya jg menggunakan uji lapangan jga untk mendapatkan validitas dengan menggunakan statistik, tpi penguji saya menyarankan validitas instrumen hanya menggunakan isi dan konstruk. beliau jga menunjukkan sebuah artikel yang menerangkan kenapa uji validitas tidak perlu menggunakan statistik (heheh.....tpi mf, sya lupa artikelnya dan pengarangnya siapa)

      Hapus

Powered By Blogger