Wawancara, suatu cara yang
dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
tujuan informasi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu
pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk
memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan
batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara
telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk
menggiring penjawab pada informasi-informasi yang diperlukan saja.
Wawancara adalah suatu tehnik
penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung
(face to face relation) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada
orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya.
Keberhasilan wawancara sebagai alat
penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal:
1.
Hubungan baik pewawancara dengan anak yang
diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan
orang yang diwawancarai
2.
Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki
keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
3.
Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh
guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara
terperinci, tentang pertanyaan yang akan diajukan.
Langkah-langkah penyusunan
wawancara :
1.
Perumusan tujuan
2.
Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
3.
Penyusunan kisi-kisi
4.
Penyusunan pedoman wawancara
5.
Lembaran penilaian
Kelebihan dan
kelemahan wawancara
Kelebihan wawancara yaitu :
1. Wawancara dapat memberikan keterangan keadaan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek
2. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
3. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi
4. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.
5. Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket.
Sedangkan Kelemahan wawancara:
Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:1. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai.
2. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara
3. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara
4. Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara
1. Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview) yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disiapkan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang-kadang bersifat sebagai yang memimpin, mengarahkan, dan penjawab sudah dipimpin oleh sebuah daftar cocok, sehingga dalam menulis jawaban ia tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai keadaan responden.
2. Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar