Belajar
dan mengajar mengandung 3 unsur yaitu perencanaan pengajaran, kegiatan belajar
mengajar dan penilaian . Pada dasarnya penilaian atau evaluasi bukan hal yang
baru dalam proses pencapaian tujun pengajaran, karena penilaian merupakan
tuntutan logis dari hakikat belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena dari
seluruh rangkaian belajar mengajar, penilaian menentukan dan mengukur seberapa
besar pelajaran yang sudah dikuasai oleh anak didik, dan apakah kegiatan
pengajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan (Hasan dan
Zainul, 1992).
Ditinjau
dari segi bahasa, sebagaimana dikutip dari buku Kamus lengkap Bahasa Indonesia,
dijelaskan bahwa penilaian diartikan sebagai proses menggunakan nilai suatu
objek untuk dapat menentukan suatu nilai atau hanya suatu objek diperlukan
adanya ukuran atau kriteria (Poerwaderminta, 1984: 671). Sedangkan menurut
Sudjana (1989: 3), “Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu criteria tertentu”. Adapun menurut
Hasyim (1997: 103), “Penilaian meliputi seluruh proses dan alat yang digunakan
oleh guru untuk mengambil keputusan mengenai perkembangan atau penilaian hasil
belajar siswanya”.
Dari
beberapa pendapat di atas, maka penilaian diartikan sebuah istilah umum yang
menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai belajar siswa (pengamatan, penilaian, penampilan atau proyek
test tertulis) dan pembentukan nilai dan pertimbangan mengenai kemajuan belajar
siswa.
Mengingat
penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar
yang digunakan baik siswa maupun guru dan pencapaian tujuan-tujuan pengajaran,
maka dalam penilaian yang dilihat sejauh mana keefektifan dalam efisiensinya
dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab
itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab
hasil merupakan akibat dari proses.
Pada
umumnya alat penilaian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu test dan non test.
Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai sasaran penilaian. Menurut
Sudjana (1989:6) “Pengertian test sebagai alat penilaian adalah
pernyataan-pernyataan yang diberikan pada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan (test lisan) dan dalam bentuk tertulis (test tertulis)
atau dalam bentuk perbuatan (test tindakan)”.
Penilaian non test adalah penilaian pengamatan
perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau
dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan dengan apa yang diketahui atau
dipahaminya. Dengan kata lain penilaian non test behubungan dengan penampilan
yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya
yang tidak dapat diamati oleh indera.
Adapun
menurut Hasyim (1997: 8) ”Penilaian non test adalah penilaian yang mengukur
kemampuan siswa secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses
pembelajaran. Contoh penilaian non test banyak terdapat pada keterampilan
menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains, bongkar pasang mesin,
teknik dan sebagainya”.
Disamping
penilaian non test merupakan suatu kesatuan dengan penilaian test lainya,
karena test pada dasarnya menilai apa yang diketahui, dipahami, diaplikasikan
atau yang dapat dilakukan oleh pesrta didik dalam tingkatan proses mental yang
lebih tinggi. Meskipun itu dapat didemonstrasi dalam tingkah lakunya. Karena
itu dibutuhkan beberapa penilaian non test yang merupakan bagian keseluruhan
dari penilaian hasil belajar peserta didik. Dan penilaian non test ini pula
merupakan penilaian otentik yang menilai keterampilan dan pemahaman dengan
menilai secara langsung performa murid dengan setting yang alami.
Meskipun
bentuk-bentuk test formal sangat lazim digunakan sampai pada test yang
digunakan, tetap saja ditemukan berbagai kelemahan didalam sistemnya. Kelemahan
tersebut antara lain penilaian yang hanya berfokus pada aspek kognitif dengan
materi dan keterampilan yang sangat terbatas, tidak memerlukan nalar dan
keterampilan pemecahan masalah,serta tidak menilai menerapkan secara langsung
dalam dunia nyata untuk mengatasinya, diperlukan jenis penilaian lain yaitu non
test.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar