Translate

Senin, 14 November 2011

Pengembangan Media dan Sumber Belajar


Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat maka proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya kehadiran guru di dalam kelas. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja, dan materi apa sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Guru sebagai perencana pembelajaran dituntut untuk mampu merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.
Untuk memahami peranan media dalam proses pembelajaran dalam rangka mendapatkan pengalaman belajar siswa, Edgar Dale melukiskan dalam sebuah kerucut yang dinamakan Kerucut pengalaman (Cone of Experience). Kerucut Pengalaman ini digunakan untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.Kerucut pengalaman Edgar Dale memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin kongkrit siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, semakin sedikit pengalaman yang diperoleh siswa.
Dari gambar kerucut pengalaman di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami dan merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan serta berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari.
2.    Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya  untuk menghindari terjadinya verbalisme
3.    Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan  melalui drama atau peragaan dengan menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun siswa tidak mengalami ecara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama, siswa akan lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan. Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yan lebih jelas dan kongkrit.
4.    Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian  informasi melalui peragaan. Jika dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang dipelajari meskipun tidak dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain.
5.    Pengalaman wisata adalah pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa akan dapat mengamati secara langsung, mencatat, dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi. Selanjutnya pengalaman yang diperoleh dicatat dan disusun dalam cerita atau makalah secara sistematis dan isinya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
6.    Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari, karena pameran lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud benda itu sendiri.
7.    Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi perupakan perantara sehingga siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang.
8.    Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswadapat belajar sendiri walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.
9.    Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indra saja.
10.              Pengalaman melalui lambang-lambang visual, seperti grafik, gambar, dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa, sebab siswa dapat memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya.
11.              Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya abstrak. Siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar oleh karena itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain.
            Dari kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin kongkrit pengetahuan diperoleh. Siswa akan lebih kongkrit memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, melalui benda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi, wisata, pameran, dan lain-lain.  Dari kerangka itulah maka diperlukan komponen media pembelajaran dalam sistem pembelajaran.
            Media pembelajaran adalah seluruh orang, peralatan, kegiatan, perangkat keras dan lunak, dan bahan yang menciptakan kondisi belajar dan dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti seminar, radio, televisi, buku, koran, majalah, LCD, OHP, dan lain-lain.
            Pada kenyataannya, dalam mempelajari matematika yang objeknya keseluruhan abstrak, memberikan pengalaman langsung kepada siswa bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah dari segi perencanaan, waktu,  dan sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran khususnya matematika.
            Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.      Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Hal-hal penting dapat disajikan dengan film atau gambar slide, misalnya bagaimana terbentuknya lingkaran, elips, parabola, dan hiperbola dari irisan kerucut oleh suatu bidang datar, tempat kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dan lain-lain.
2.      Memanipulasi keadaan, peristiwa, objek, tertentu
Dengan media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah dipahami siswa, dan dapat membantu guru menjikan objek yang terlalu besar atau kecil dan tidak mungkin ditampilkan di kelas dapat digunakan slide, foto, gambar, dan lain-lain.


3.      Menambah semangat dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi dapat lebih meningkat. Misalnya dengan menampilkan berbagai bentuk benda-benda geometri dengan berbagai ukuran dan warna.
4.      Memiliki nilai praktis
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dan ruang kelas, dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengalaman,  menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat, dapat membangkitkan motivasi dan semangat siswa, membangkitkan semangat dan minat, mengontrol kecepatan belajar, memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang kongkrit sampai yang abstrak.

            Dalam pemilihan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      sesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai
2.      berdasarkan konsep yang jelas
3.      sesuaikan dengan karakteristik, minat, kebutuhan dan kondisi siswa
4.      sesuaikan dengan gaya belajar siswa dan guru  serta kemampuan guru dalam mengoperasikannya
5.      sesuaikan dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang tersedia untuk kebituhan pembelajaran.
6.      memperhatikan efektivitas, dan efisiensi dalam penggunaan

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar dari segi proses dan hasil belajar. Implementasi pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini, bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah:
1.      pesan
Pesan merupakan sumber belajar berupa pesan formal yaitu pesan yang  dikeluarkan oleh lembagas resmi misalnya pemerintah, atau pesan yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Pesan ini dapat disampaikan secara lisan maupun dalam bentuk dokumen, misalnya kurikulum, silabus, satuan pelajaran, dan sebagainya. Selain pesan formal ada juga pesan non formal yaitu pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pelajaran
2.      orang
Semua orang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu sumber belajar utama yang dididik secara profesional untuk mengajar, seperti guru, konselor, widyaiswara, dan lain lain, selain itu juga orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas, misalnya politisi, psikolog, pengusaha, dan lain-lain.
3.      bahan
Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti biuku paket, buku teks, modul, film, alat peraga, dan lain sebagainya.
4.      alat
Alat yang dapat digunakan sebagai sumber belajara adalah benda-benda yang berbentuk fisik yang berfungsi untuk menyajikan bahan-bahan pembelajaran mencakup OHP, slide, film, dan lain-lain.
5.      Teknik
Teknik yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah cara yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang mencvakup ceramah, permainan, tanya jawab, dan lain-lain.
6.      latar
latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun di luar sekolah yang dirancang secara khusus disiapkan untuk pembelajaran yang mencakup pengaturan ruang, pencahayaan, perpustakaan, lapangan, dan lain-lain.

A.    Pengembangan alat evaluasi
               Merencanakan alat evaluasi merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan pembelajaran. Dengan evaluasi yang tepat akan dapat ditentukan keberhasilan dalam menccapai tujuan pembelajaran, dan dapat digunakan untuk melihat efektivitas program yang direncanakan.
Rencana evaluasi membantu guru untuk menentukan apakah tujuan-tujuan telah dirumuskan sehingga memudahkan merencanakan suatru tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Rencana evaluasi juga akan memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes yang baik. Bagi guru, evaluasi menentukan efektivitas kinerjanya selama pembelajaran, dan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat meberikan informasi untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. Ada beberapa fungsi evalasi, yaitu:
1.      sebagai umpan balik bagi siswa
2.      untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam menguasai tujuanyang telah ditentukan
3.      dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum
4.      secara individual digunakan siswa untuk mengambil keputusan dalam menentukan masa depannya
sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidkan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger