Proses pembelajaran adalah
proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media
utama penyampaian materi pelajaran. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada saat
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat maka proses
pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya kehadiran guru di dalam kelas.
Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja, dan materi apa sesuai dengan minat
dan gaya belajar mereka. Guru sebagai perencana pembelajaran dituntut untuk
mampu merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan
sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif
dan efisien.
Untuk memahami peranan media
dalam proses pembelajaran dalam rangka mendapatkan pengalaman belajar siswa,
Edgar Dale melukiskan dalam sebuah kerucut yang dinamakan Kerucut pengalaman
(Cone of Experience). Kerucut Pengalaman ini digunakan untuk menentukan alat
bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar
secara mudah.Kerucut pengalaman Edgar Dale memberikan gambaran bahwa pengalaman
belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami
sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media
tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin kongkrit siswa
mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh
siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, semakin sedikit
pengalaman yang diperoleh siswa.
Dari gambar kerucut pengalaman
di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengalaman langsung merupakan pengalaman
yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami dan merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan serta berhubungan
langsung dengan objek yang hendak dipelajari.
2. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh
melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang
sebenarnya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya untuk menghindari terjadinya verbalisme
3. Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang
diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama atau peragaan dengan
menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun
siswa tidak mengalami ecara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama,
siswa akan lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan. Tujuan belajar
melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yan lebih jelas dan
kongkrit.
4. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik
penyampaian informasi melalui peragaan.
Jika dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang dipelajari
meskipun tidak dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa
hanya melihat peragaan orang lain.
5. Pengalaman wisata adalah pengalaman yang diperoleh
melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata
siswa akan dapat mengamati secara langsung, mencatat, dan bertanya tentang
hal-hal yang dikunjungi. Selanjutnya pengalaman yang diperoleh dicatat dan
disusun dalam cerita atau makalah secara sistematis dan isinya disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran.
6. Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha
untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang
ingin dipelajari, karena pameran lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan
wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati
wujud benda itu sendiri.
7. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman
tidak langsung, sebab televisi perupakan perantara sehingga siswa dapat
menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan
program yang dirancang.
8. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar
hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar
dengan kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswadapat belajar sendiri
walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.
9. Pengalaman melalui radio, tape recorder dan
gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan
pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indra saja.
10.
Pengalaman melalui
lambang-lambang visual, seperti grafik, gambar, dan bagan. Sebagai alat
komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
siswa, sebab siswa dapat memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui
bagan dan lambang visual lainnya.
11.
Pengalaman
melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya abstrak. Siswa
memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan.
Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman
melalui lambang verbal sangat besar oleh karena itu, sebaiknya penggunaan
bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain.
Dari kerucut pengalaman yang
dikemukakan Edgar Dale di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu
dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung.
Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin kongkrit pengetahuan
diperoleh. Siswa akan lebih kongkrit memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
langsung, melalui benda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi,
wisata, pameran, dan lain-lain. Dari
kerangka itulah maka diperlukan komponen media pembelajaran dalam sistem
pembelajaran.
Media
pembelajaran adalah seluruh orang, peralatan, kegiatan, perangkat keras dan
lunak, dan bahan yang menciptakan kondisi belajar dan dapat dipakai untuk
tujuan pendidikan, seperti seminar, radio, televisi, buku, koran, majalah, LCD,
OHP, dan lain-lain.
Pada
kenyataannya, dalam mempelajari matematika yang objeknya keseluruhan abstrak,
memberikan pengalaman langsung kepada siswa bukanlah sesuatu pekerjaan yang
mudah dari segi perencanaan, waktu, dan
sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh
siswa. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran khususnya matematika.
Dari
penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa
tertentu
Hal-hal penting dapat disajikan dengan
film atau gambar slide, misalnya bagaimana terbentuknya lingkaran, elips,
parabola, dan hiperbola dari irisan kerucut oleh suatu bidang datar, tempat
kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dan lain-lain.
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, objek, tertentu
Dengan media pembelajaran, guru dapat
menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit sehingga
mudah dipahami siswa, dan dapat membantu guru menjikan objek yang terlalu besar
atau kecil dan tidak mungkin ditampilkan di kelas dapat digunakan slide, foto,
gambar, dan lain-lain.
3. Menambah semangat dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dalam pembelajaran
dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi
dapat lebih meningkat. Misalnya dengan menampilkan berbagai bentuk benda-benda
geometri dengan berbagai ukuran dan warna.
4. Memiliki nilai praktis
Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman siswa dan ruang kelas, dapat memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengalaman, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata,
dan tepat, dapat membangkitkan motivasi dan semangat siswa, membangkitkan
semangat dan minat, mengontrol kecepatan belajar, memberikan pengalaman yang
menyeluruh dari hal-hal yang kongkrit sampai yang abstrak.
Dalam
pemilihan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. sesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan
dicapai
2. berdasarkan konsep yang jelas
3. sesuaikan dengan karakteristik, minat, kebutuhan
dan kondisi siswa
4. sesuaikan dengan gaya belajar siswa dan guru serta kemampuan guru dalam mengoperasikannya
5. sesuaikan dengan kondisi lingkungan, fasilitas,
dan waktu yang tersedia untuk kebituhan pembelajaran.
6. memperhatikan efektivitas, dan efisiensi dalam
penggunaan
Sumber belajar adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat
digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar dari segi proses dan hasil
belajar. Implementasi pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran
tercantum dalam kurikulum saat ini, bahwa dalam proses pembelajaran yang
efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber
belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya
adalah:
1. pesan
Pesan merupakan sumber belajar berupa
pesan formal yaitu pesan yang
dikeluarkan oleh lembagas resmi misalnya pemerintah, atau pesan yang
disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Pesan ini dapat disampaikan
secara lisan maupun dalam bentuk dokumen, misalnya kurikulum, silabus, satuan
pelajaran, dan sebagainya. Selain pesan formal ada juga pesan non formal yaitu
pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan
pelajaran
2. orang
Semua orang pada dasarnya dapat
dijadikan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu sumber belajar utama yang dididik secara profesional untuk
mengajar, seperti guru, konselor, widyaiswara, dan lain lain, selain itu juga
orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan
dan profesinya tidak terbatas, misalnya politisi, psikolog, pengusaha, dan
lain-lain.
3. bahan
Bahan merupakan suatu format yang
digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti biuku paket, buku teks,
modul, film, alat peraga, dan lain sebagainya.
4. alat
Alat yang dapat digunakan sebagai
sumber belajara adalah benda-benda yang berbentuk fisik yang berfungsi untuk
menyajikan bahan-bahan pembelajaran mencakup OHP, slide, film, dan lain-lain.
5. Teknik
Teknik yang dapat digunakan sebagai
sumber belajar adalah cara yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran
guna mencapai tujuan pembelajaran yang mencvakup ceramah, permainan, tanya
jawab, dan lain-lain.
6. latar
latar atau lingkungan yang berada di
dalam sekolah maupun di luar sekolah yang dirancang secara khusus disiapkan
untuk pembelajaran yang mencakup pengaturan ruang, pencahayaan, perpustakaan,
lapangan, dan lain-lain.
A. Pengembangan alat evaluasi
Merencanakan
alat evaluasi merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam
perencanaan pembelajaran. Dengan evaluasi yang tepat akan dapat ditentukan
keberhasilan dalam menccapai tujuan pembelajaran, dan dapat digunakan untuk
melihat efektivitas program yang direncanakan.
Rencana
evaluasi membantu guru untuk menentukan apakah tujuan-tujuan telah dirumuskan
sehingga memudahkan merencanakan suatru tes untuk mengukur prestasi belajar
siswa. Rencana evaluasi juga akan memberikan waktu yang cukup untuk merancang
tes yang baik. Bagi guru, evaluasi menentukan efektivitas kinerjanya selama
pembelajaran, dan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat meberikan informasi
untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. Ada beberapa fungsi evalasi,
yaitu:
1. sebagai umpan balik bagi siswa
2. untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuanyang telah ditentukan
3. dapat memberikan informasi untuk mengembangkan
program kurikulum
4. secara individual digunakan siswa untuk mengambil
keputusan dalam menentukan masa depannya
sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar