Model pembelajaran inquiry
merupakan suatu bentuk instruksional kognitif yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip serta melakukan eksperimen-eksperimen yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep dan prinsip sendiri. Inquiry
adalah suatu cara penyampaian dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari
secara kritis, analisis, dan argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan.[1]
Piaget mengemukakan bahwa inquiry merupakan model yang mempersiapkan
siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara leluasa agar
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri serta menghubungkan
penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan
dengan apa yang ditemukan siswa yang lain.[2]
Pembelajaran dengan model inquiry merupakan pendekatan pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang
menjadi konsep dasar (ciri utama) model pembelajaran inquiry sebagai
berikut:[3]
a.
Model inquiry menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inquiry
menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
b.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
c.
Tujuan dari penggunaan model pembelajaran inquiry
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Sudjana menyatakan ada
lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inquiry,
antara lain:[4]
a.
Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa.
b.
Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal
dengan istilah hipotesis.
c.
Mencari informasi, data, dan fakta yang
diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan.
d.
Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
e.
Mengaplikasikan kesimpulan.
Adapun pelaksanaan model
pembelajaran inquiry, antara lain.[5]
a.
Guru memberi tugas meneliti suatu masalah ke
kelas.
b.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
c.
Siswa mempelajari, meneliti atau membahas
tugasnya di dalam kelompok.
d.
Siswa mendiskusikan hasil kerja dalam kelompok,
kemudian membuat laporan dengan baik.
[1] Moh. Uzer
Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1993), hlm.125.
[2] E. Mulyasa, Menjadi Guru
Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.108.
[3] Hamruni, Strategi
dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2009), hlm. 133.
[4] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Kencana Predana Media Group,
2009), hlm. 172.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar