Translate

Rabu, 23 Februari 2011

Syarat-Syarat Menjadi Seorang Pendidik

Islam mengisyaratkan bahwa seorang pendidik diwajibkan untuk memenuhi syarat, bukan hanya orang yang pandai tapi juga orang yang berbudi, orang yang beriman yang perbuatannya sendiri dapat memberikan pengaruh pada pikir, jiwa dan akhlak muridnya. Pendidik dalam menunaikan tugasnya sebagai pendidik hendaknya pandai dan menguasai berbagai macam metode dan tekhnik pendidikan.

Al-Kanani, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, menyatakan bahwa ada beberapa persyaratan menjadi seorang pendidik yakni:
  1. Yang berkenan dengan dirinya sendiri
  2. Yang berkenan dengan pelajaran, dan
  3. Yang berkenan dengan muridnya.

Tiga persyaratan menjadi seorang pendidik seperti di atas, dapat dilihat penjelasan berikut ini :
Pertama, syarat-syarat guru (pendidik) berhungan dengan dirinya, yaitu:
  1. Guru (pendidik) hendaknya senantiasa insaf akan pengawasan Allah Ta’ala. terhadapnya dalam segala perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang amanat ilmiah yang diberikan Allah Ta’ala. kepadanya.
  2. Guru (pendidik) hendaknya memelihara kemuliaan ilmu.
  3. Guru hendaknya bersifat zuhud.
  4. Guru (pendidik) hendaknya tidak berorientasi duniawi yang mengutamakan kedudukan, popularitas yang menyebabkan ia bangga diri.
  5. Guru (pendidik) hendaknya menjauhi mata pencaharian yang hina dalam pandangan syara’ dan menjauhi situasi yang mendatangkan fitnah.
  6. Guru (pendidik) hendaknya memelihara syari’at Islam.
  7. Guru (pendidik) hendaknya rajin melaksanakan hal-hal yang sunat yang dianjurkan oleh ajaran Islam.
  8. Guru (pendidik) hendaknya memelihara akhlak yang mulia.
  9. Guru (pendidik) hendaknya pandai memanfaatkan waktu yang luang.
  10. Guru (pendidik) hendaknya rajin meneliti, menyusun dan mengarang dengan memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk itu.

Kedua, syarat-syarat yang berhubungan dengan pelajaran, yaitu:
  1. Guru (pendidik) ketika hendak mengajar sebelum keluar dari rumah hendaknya bersuci dari hadas dan kotoran serta mengenakan pakaian yang baik dengan maksud menghargai ilmu dan syari’at.
  2. Guru (pendidik) ketika keluar dari rumah hendaknya selalu berdo’a agar tidak sesat dan menyesatkan dan terus berzikir kepada Allah Ta’ala. hingga sampai ke majelis pembelajaran.
  3. Guru (pendidik) hendaknya memosisikan dirinya pada tempat yang dapat dilihat oleh anak didik.
  4. Sebelum mengajar mestinya guru membaca basmallah, do’a untuk mendapatkan barkah Allah.
  5. Guru (pendidik) hendaknya mengajarkan hierarki keilmuan dalam bidang keahliannya.
  6. Guru (pendidik) hendaknya dapat mengatur suara dengan baik.
  7. Guru (pendidik) hendaknya mengendalikan majelis dan mengontrol agar tidak menyimpang dari fokus.
  8. Guru (pendidik) hendaknya menegur anak didiknya yang tidak menjaga kesopanan.

Ketiga, karakter guru (pendidik) di tengah para anak didiknya:
  1. Guru (pendidik) mestinya mengajar dengan niat mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala.
  2. Tidak menolak mengajar anak didik yang tidak lulus dan ikhlas belajar.
  3. Mencintai anak didiknya.
  4. Memberikan motivasi anak didik dalam belajar.
  5. Berusaha menyampaikan materi pelajaran agar anak didiknya dapat memahaminya.
  6. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya.
  7. Bersikap adil terhadap semua anak didiknya dan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan anak didik.
  8. Di samping itu hendaknya seorang pendidik memiliki kecakapan dalam bidang administrasi, dinamisasi, inovasi, motivasi dan evaluasi yang akan dipakai ketika mendidik anak didiknya.

Apa yang telah dipaparkan di atas adalah karakter yang sangat penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap pendidik. Pendidik dalam masyarakat modern yang ideal seperti dalam masyarakat Islam, lebih dari sekedar petugas yang mendapat gaji dari pemerintah atau organisasi swasta semata. Ia hendaknya memahami dirinya lebih dari itu. Bahwa ia adalah teladan yang akan ditiru anak didiknya, baik cara bersikap, berucap maupun berperilaku. Ia diharapkan untuk memperlakukan murid-murid tidak seperti domba atau ternak yang perlu digembala dan didisiplinkan, melainkan sebagai manusia yang mudah dipengaruhi, yakni sifatsifatnya yang mesti harus dibentuk dan harus dididik olehnya untuk mengenal aturan moral, etika, estetika dan spiritual yang dianut oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger