Translate

Rabu, 13 Oktober 2010

Aspek/Fungsi Administratif Dalam Administrasi Kesiswaan

Di lingkungan setiap sekolah pengelola kesiswaan memerlukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan bimbingan dan kontrol.

1. Perencanaan
Perencanaan dalam administrasi kesiswaan antara lain menyangkut rencana jumlah keseluruhan siswa di sekolah. Perencanaan itu menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru, kelulusan, banyaknya siswa yang putus sekolah atau drop out dan kepindahan.
Dalam lembaga pendidikan yaitu sekolah dalam hal ini sebagai unit terkecil dan terendah harus mengadakan perencanaan pembelajaran terlebih dahulu yang merupakan kewajiban para guru untuk keefektifan dalam pembelajaran yang akan dilangsungkan para guru itu sendiri. Untuk itu, para guru harus diikutsertakan secara maksimal dalam menentukan perencanaan pembelajaran baik secara individual ataupun bersama–sama.
Seorang kepala sekolah harus mengusahakan kreatifitas dan kerjasama yang positif dari para guru. Perencanaan materi harus matang sesuai dengan kondisi sekolah selanjutnya baru merencanakan sarana yang akan menjadi pendukung pembelajaran tersebut sebelum merencanakan aktivitas yang akan dilalui para peserta didik selama mengikuti pembelajaran di Sekolah tersebut.

2. Organisasi
OSIS (Organisasi Siswa Intra sekolah) merupakan organisasi murid yang resmi diselenggarkan di sekolah untuk melatih kepemimpinan siswa serta memberikan wahana bagi siswa untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu diperlukan pembinaan pengelolaaan organisasi dan kegiatannya agar mampu mencapai tujuannya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran, dan sikap para siswa agar selaras dengan tujuan sekolah yang tertuang dalam kurikulum. Termasuk pula pembentukan panitia-panitia hari besar, seperti yang langsung melibatkan siswa. Pembentukan kelompok seperti itu perlu juga pemerataan kelas (wakil kelas) untuk menumbuhkan perasaan kebersamaan yang bermanfaat bagi kesinambungan kepemimpinan siswa di sekolah. Aspek pemerataan kelas sangat penting untuk menghindari kegagalan siswa karena terlalu sibuk dalam organisasi.

3. Koordinasi
Selanjutnya dapat dimulai kegiatan yang menjadi beban kerja sekolah. Perlu adanya koordinasi antar pihak sekolah. Koordinasi tidak sekedar menyentuh keselarasan kegiatan, tetapi juga dalam penggunaaan alat, pengaturan waktu, penerimaan kritik dan saran, dan lain-lain.

4. Pengarahan Bimbingan dan Penyuluhan
Aspek pengarahan dan bimbingan dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam bentuk membagi dan memberikan tugas secara jelas, menerangkan tata cara melaksanakan tugas, memberi petunjuk tentang bagaimana memelihara alat-alat dan lain-lain.
Agar penanganan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dapat berjalan dengan baik, berlanjut, dan terintegrasi, sebaiknya pekerjaan bimbingan tidak hanya diserahkan kepada petugas bimbingan di sekolah, melainkan semua guru harus turut andil dalam memberikan bimbingan. Bimbingan-bimbingan yang dapat dilaksanakan di sekolah yaitu bimbingan belajar, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir.
Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan. Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu tugas sekolah bukan saja memberikan pelbagai ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Dalam rangka ini maka tugas sekolah ialah menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Dengan kegiatan bimbingan ini maka anak-anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anak-anak akan ditolong agar mampu mengatasi masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Dengan demikian diharapkan anak-anak akan dapat bertumbuh secara sehat baik jasmani dan rohaninya serta dapat merealisasikan kemampuannya secara maksimal.
Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah:
a) memberikan orientasi kepada siswa baru,
b) mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa,
c) mencatat prestasi dan kegiatan siswa, dan
d) mengatur disiplin siswa di sekolah.
Dalam mengatur disiplin siswa di sekolah, maka diberlakukan tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan hukuman.
Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan baik atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lam. sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku yang tidak pada tempatnya . Kalau ganjaran diberikan untuk membuat siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang wajar, sehingga misi mendidik siswa tercapai.

5. Kontrol
Setelah semua kegiatan berjalan, diperlukan adanya kontrol dari kepala sekolah dan guru-guru. Kegiatan ini dimaksud untuk menilai apakah tujuan telah tercapai. Tujuan yang lain adalah untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan dengan baik tanpa terjadi penyimpangan dan apakah setiap siswa telah melakukan tugasnya dengan baik dan benar atau belum. Kontrol dapat dilakukan dengan cara observasi secara langsung ataupun meminta laporan tertulis maupun lisan dari siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger