Berdasarkan pendekatan supervisi yang berbeda-beda,tentunya akan melahirkan berbagai macam tipe supervise. Burton & Brueckner mengemukakan adanya 5 tipe supervise yaitu: inspeksi, laissez-faire, coercive, training dan guidance, serta demokratik leadership.
1. Supervisi sbg inspeksi
Dalam kepemimpinan yang otokratis,supervisi berarti inspeksi.Dalam bentuk inspeksi ini, supervisi semata-mata merupakan kegiatan menginspeksi pekerjaan-pekerjaan guru.Dalam tipe ini ,pengawasan dilakukan hanya sebatas mengawasi apakah guru menjalankan apa-apa yang sudah diinstruksikan & telah ditentukan oleh atasan apa tidak,sampai dimana guru-guru menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan oleh atasannya tanpa adanya usaha untuk menolong guru mengembangkan & memperbaiki cara & daya kerja guru.Jadi,inspeksi berarti kegiatan-kegiatan mencari kesalahan Guru-guru tidak pernah dimintai pendapat & dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
2. Laissez faire
Kepengawasan tipe ini merupakan kepengawasan yang tidak kontruktif,Guru-guru dibiarkan bekerja sekehendaknya tanpa diberikan petunjuk & bimbingan.Guru-guru boleh menjalankan tugasnya menurut apa yang mereka sukai,boleh mengajar apa yang mereka ingini & dgan cara yang mereka hendaki masing-masing.
Tipe laissez faire merupakan pandangan demokrasi yang salah. Hal demikian merupakan suatu kepengawasan yang lemah & tanpa tanggung jawab. Supervisor sama sekali tidak memberikan bantuan, pengawasan dan koreksi thd pekerjaan guru. Pembagian untuk tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada mereka masing-masing tanpa petunjuk dan koordinasi.Akibatnya,diantara guru-guru & pegawai-pegawai lainnya mudah timbul kesalahpahaman & tidak tahu secara jelas tentang batas-batas tanggung jawab mereka masing-masing. Dengan demikian, sukar diharapkan adanya kerja sama yang harmonis yang sama-sama diarahkan ke satu tujuan.
3. Coercive Supervision
Tipe kepengawasan ini bersifat otoriter. Dalam kekuasaannya, supervisor memaksakan segala sesuatu yang dianggapnya benar & baik menurut pendapatnya sendiri. Pendapat dan inisiatif guru tidak pernah dihiraukan dan dipertimbangkan.Guru harus tunduk dan menuruti setiap petunjuk supervision.
4. Supervisi sebagai latihan bimbingan
Tipe ini berpandangan bahwa pendidikan itu merupakan proses pertumbuhan dan bimbingan.Serta orang-orang yang dianggap sebagai guru pada umumnya telah mendapat pendidikan pre-service di sekolah guru.Oleh karena itu,supervisi yang dilakukan selanjutnya ialah untuk melatih & memberi bimbingan kepada guru-guru tsb dalam tugasnya sebagai guru.
5. Kepengawasan yang demorasi
Dalam tipe ini,supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang dipegang oleh seorang petugas,melainkan merupakan pekerjaan-pekerjaan bersama yang dikoordinasikan.Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor,melainkan dibagi-bagikan kepada para anggota sesuai dengan tingkat,keahlian dan kecakapannya masing-masing.Dalam tipe ini,diusahakan aanya iklim dan suasana yang mampu membuat orang merasa diakui dan dihargai sebagai anggota kelompok yang sama penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar