Translate

Kamis, 26 Maret 2015

5 Manfaat Berolahraga di Luar Ruangan

1. Paparan sinar matahari

Banyak pakar mengatakan bahwa sinar matahari pagi dan sore memiliki manfaat besar bagi tubuh. Tak ayal, alasan inilah yang membuat berolahraga di luar ruangan lebih bermanfaat.

Paparan sinar matahari tak hanya membantu proses penyerapan vitamin D bagi tubuh, namun juga memiliki manfaat lain. Tidur menjadi lebih enak, meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbanyak produksi endorfin, hormon pembuat bahagia.


2. Menyehatkan jiwa

Tentu saja alasan utama seseorang berolahraga adalah menyehatkan tubuh. Namun jika olahraga dilakukan di luar ruangan, kesehatan mental juga akan terjaga.

Penelitian yang dilakukan Peninsula College of Medicine and Dentistry menganalisis 11 gejala umum gangguan jiwa pada 800 orang. Kelompok pertama diminta untuk melakukan olahraga di luar ruangan dan dibandingkan dengan kelompok kedua yang berolahraga di dalam ruangan.

Terbukti, melakukan olahraga di luar ruangan mengurangi kebingungan, rasa amrah, depresi dan perasaan kesal.


3. Lebih percaya diri

Beberapa orang tak percaya diri pergi ke gym karena selalu menjadi sorotan. Tak sedikit orang yang akhirnya malah diolok-olok karena bentuk badannya yang lebih jelek dibanding pengguna gym lainnya.

Olahraga di luar bisa menjadi alternatif daripada Anda tak berolahraga sama sekali. Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh University of Essex membuktikan hal tersebut. Mereka yang berolahraga di luar ruangan memiliki rasa percaya diri tinggi. Bonusnya, olahraga di luar ruangan lebih sukses menurunkan berat badan.


4. Lebih mudah ditekuni

Berolahraga teratur memang sulit, namun jika Anda sudah menemukan rasa senang ketika berolahraga maka olahraga akan lebih mudah ditekuni.

Penelitian dari Kanada terhadap 100 wanita yang sudah mengalami menopause membuktikannya. Mereka yang melakukan olahraga di luar ruangan seperti senam dan aerobik lebih banyak daripada olahraga dalam ruangan setelah 6 bulan.


5. Lebih murah daripada ke gym

Alasan utama seseorang malas berolahraga ke tempat fitness adalah biaya bulanan yang terkadang membuat dompet tipis. Solusinya tentu saja melakukan olahraga di luar ruangan.

Hanya modal sepatu, Anda dapat melakukan jogging, lari hingga senam daripada membayar ratusan ribu rupiah untuk melakukan hal yang sama.





Sumber: http://health.detik.com

Omega-3 Dapat Meningkatkan Konsentrasi Anak Hiperaktif


Anak-anak dengan gangguan attention-deficit/hyperactivity desease (ADHD) umumnya sulit diminta perhatiannya dan berkonsentrasi. Tapi sebuah penelitian dari Belanda menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 dapat meningkatkan perhatian anak-anak, khususnya pada anak dengan ADHD.

Penelitian ini melibatkan 80 anak laki-laki berusia 8-14 tahun, di mana setengah dari mereka mengalami ADHD. Studi ini didanai oleh Unilever Research & Development yang juga terlibat dalam konsepsi dan desain penelitian, serta menjadi produsen margarin kaya asam lemak omega-3 yang akan dikonsumsi anak-anak tersebut setiap harinya selama 16 minggu.

Hasilnya, terjadi peningkatan perhatian baik pada anak-anak tersebut, namun efeknya lebih baik pada anak dengan ADHD. "Penemuan ini dapat menjadi perawatan farmakologis pada ADHD," ujar para peneliti dari University Medical Center Utrecht.

Pada penelitian terdahulu ditemukan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki tingkat asam omega-3 yang rendah dibanding anak yang tidak mengalami ADHD. Walaupun temuan ini mendukung hipotesis asam lemak omega-3 dapat membantu anak-anak dengan ADHD, kepala pengembangan dan perilaku pediatri Rumah Sakit Nationwide Children di Ohio, Daniel Coury mengatakan, dirinya belum dapat menyebut studi ini sebuah studi definitif.

Efek dari asam lemak omega-3 pada masalah perhatian tidaklah begitu besar. Pada uji perhatian yang dilakukan para peneliti dengan memberi ketentuan nilai hingga 20 poin, dan skor yang semakin rendah menunjukkan semakin sedikit masalah pada perhatian. Para peneliti mendapatkan hasil, anak dengan ADHD yang mengonsumsi omega-3 nilainya meningkat dari 9,1 menjadi 7,7. Sementara untuk anak tanpa ADHD, rata-rata peningkatan hanya 0.1 poin.

Anak-anak dalam penelitian ini juga menjalani pemindaian otak sementara mereka melakukan tugas yang dapat mengukur perhatian mereka. Hasilnya, tidak ada perbedaan dalam hal kinerja dan aktivitas otak pada kedua kelompok. Alasan mengapa asam lemak omega-3 dapat memengaruhi gejala ADHD belum diketahui, tetapi senyawa tersebut dianggap penting bagi sel-sel otak.

"Omega-3 merupakan senyawa penting bagi otak. Jika jumlahnya banyak dalam membran sel otak, itu akan memfasilitasi transmisi sinyal saraf," ujar peneliti Dienke Bos dari Universiy Medical Center Utrect, seperti dikutip dari Live Science, Rabu, (25/3/2015).

Menurut National Center for Complementary and Integrative Health, suplemen asam lemak omega-3 tidak memiliki efek samping yang berbahaya. Namun, mereka menambahkan bahwa suplemen ini juga dapat memperlambat proses pemulihan pendarahan sehingga konsumsinya harus didiskusikan dengan petugas medis terlebih dulu.




Sumber: http://health.detik.com

Jumat, 20 Maret 2015

Alzheimer





Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif atau penurunan fungsi saraf otak. Daya ingat penderita merosot drastis hingga tak bisa mengurus dirinya. Meskipun penyakit ini kebanyakan diderita usia lanjut, tapi tidak menutup kemungkinan orang yang belum lanjut pun dapat mengalaminya.

Oleh karena itu dunia kedokteran membagi penyakit ini menjadi dua kelompok. Pertama Pederita yang usianya kurang 58 tahun disebut sebagai early onset. Kedua kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset.

Dasar penyebab penyakit Alzheimer sampai saat ini masih dalam penelitian tetapi faktor genetika dan faktor lingkungan merupakan 2 faktor risiko yang dominan untuk terjadinya penyakit alzheimer. Ada pula dugaan karena mutasi gen PSEN1 yang menyebabkan Alzheimer.

Penderita penyakit ini menjadi agresif, cepat marah, dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau memuaskan hobi yang pernah diminatinya.

Tanda-tanda yang paling sering terlihat pada penderita alzheimer adalah Kehilangan memori, Agitasi dan perubahan suasana hati, Gangguan dalam membuat keputusan dan menggunakan uang, Kesulitan melakukan tugas-tugas ringan dan berkomunikasi, Sering lupa, Sering mengulangi ucapan atau tindakannya, Menarik diri, Tidak dapat mengenali anggota keluarga dan teman, Kehilangan kemampuan motorik dan sentuhannya, Tidak memperhatikan kebersihan dan perawatan tubuh, Delusi dan paranoia, Bersifat kekanak-kanakan.

Pemberian obat-obatan medis bisa membantu ingatan penderita. Namun yang terutama adalah kasih sayang dan kesabaran dari orang-orang di sekitar penderita.




Sumber: www.health.detik.com

Rabu, 18 Maret 2015

Bahaya Kokain dan Narkotika bagi Sel-Sel Otak




Obat-obatan seperti kokain, methamphetamine, garam mandi (cathinones sintetis), dan MDMA (ekstasi atau molly) semua mengaktifkan sistem penghargaan otak, memicu pelepasan neurotransmitter serotonin, dopamin, dan norepinephrine.

Sementara memicu semua neurotransmiter ini dapat menyebabkan euforia tinggi dan membuat penggunanya sangat aktif, mereka juga merusak neuron yang bertanggung jawab untuk melepaskan bahan kimia yang membuat Anda merasa lebih baik.

Akibatnya, penggunanya dapat mengembangkan toleransi terhadap obat, yang memaksa mereka untuk mengonsumsi lebih banyak lagi dari waktu ke waktu. Yang artinya, akan lebih banyak sel-sel otak yang rusak atau bahkan terbunuh.

Pada studi tahun 2003 tentang kokain, peneliti melihat sampel otak dari 35 pengguna kokain yang telah meninggal dan membandingkannya dengan otak 35 non pengguna. Mereka menemukan kadar dopamin jauh lebih rendah pada mereka yang telah menggunakan kokain, terutama pada mereka yang mengalami depresi juga, menunjukkan bahwa neuron yang memproduksi dopamin lebih sedikit.

Para peneliti percaya bahwa kerusakan sel-sel otak ini adalah yang menyebabkan kecanduan narkoba, karena penggunanya semakin sulit untuk merasa lebih baik.



Sumber: www.cnnindonesia.com

STRES

Stres

Banyaknya tantangan terkadang membuat kita menjadi lebih fokus dan konsentrasi. Namun, stres juga dapat menjadi bumerang bagi tubuh, yang dapat merusak konsentrasi, menyebabkan iritabilitas, dan membunuh energi.

Yang perlu disalahkan adalah hormon stres kortisol, yang dilepaskan dari kelenjar adrenal pada saat Anda stres. Hormon itu mengaktifkan beberapa proses biologis dengan tujuan mengalihkan energi ke tempat yang paling dibutuhkan, misalnya sistem pencernaan, berhenti sementara detak jantung meningkat.

Pada orang dengan stres kronis, tingkat kortisol bisa sangat berlebihan hingga otak akhirnya memproduksi myelin lebih banyak dan neuron lebih sedikit. Myelin adalah materi lemak yang membentuk materi putih otak dan mempercepat komunikasi antara neuron.

Tapi perubahan dalam otak tersebut, para peneliti mengatakan, mungkin akan menyebabkan risiko seseorang mengalami penyakit kesehatan mental seperti skizofrenia dan gangguan kecemasan.



Sumber: www.cnnindonesia.com

BAHAYA KURANG TIDUR

Kurang tidur

The National Sleep Foundation merekomendasikan kebanyakan orang dewasa untuk tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Tentu saja rekomendasi tersebut memiliki alasan yang baik. Saat tidur otak memberikan cukup waktu untuk melalui tahap tidur, yang berangsur-angsur menjadi lebih dalam, dan berakhir di tidur REM (rapid eye movement).

Mendapatkan tidur REM sangat penting karena selama proses tersebut otak bekerja keras untuk membuat kita tertidur - dengan menyebabkan kelumpuhan pada anggota badan selama keadaan mimpi, misalnya - juga mengaktifkan daerah otak yang bertanggung jawab untuk belajar. Pada saat tidur REM, memori diperkuat dan disimpan, dan tingkat energi diisi ulang.

Dengan fakta tersebut, tidak mengherankan bila seseorang yang secara konsisten kekurangan waktu tidur akan lebih sulit berkonsentrasi, membuat keputusan, dan terlibat dalam proses belajar dan situasi sosial.

Sebuah studi dari tahun lalu menunjukkan bagaimana efek kurang tidur sejalan dengan kerusakan otak. Studi tersebut menemukan neuron di daerah penghasil energi otak yang disebut locus coeruleus (LC) mulai mati saat Anda terjaga berkepanjangan. Tanpa sel-sel yang berfungsi menghasilkan energi ini, tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik pada hari berikutnya.

Studi lain menemukan kurang tidur dapat menyebabkan penyusutan cerebral cortex dan hippocampus, terutama pada orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun, menunjukkan bahwa tidur menjadi semakin penting seiring dengan bertambahnya usia.



Sumber: http://www.cnnindonesia.com/

MEROKOK DAPAT MEMBUNUH SEL-SEL OTAK

Merokok
Indonesia berada di urutan ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia, setelah Tiongkok dan India. Setiap menyalakan rokok, para perokok menghirup lebih dari 7 ribu bahan kimia beracun, 69 di antaranya telah terbukti menyebabkan kanker. Merokok menyebabkan berbagai macam penyakit, dari bronkitis kronis, emfisema, hingga penyakit jantung dan stroke.

Stroke sendiri telah terbukti dapat menyebabkan kerusakan otak. Tetapi dengan semua racun yang ada di asap rokok, ada beberapa yang secara khusus memengaruhi otak.

Dalam studi tahun 2002 dari France’s National Institute for Health and Medical Research, ilmuwan menemukan tikus yang kecanduan nikotin menghasilkan neuron 50 persen lebih sedikit dalam hippocampus’s dentate gyrus mereka. Tikus yang mengambil dosis nikotin lebih tinggi juga mengalami kematian sel otak paling banyak.

Jika itu tidak cukup buruk, studi lain dari India menemukan senyawa dalam rokok, yang disebut NNK, dapat menyebabkan respons berlebihan dalam sel darah putih otak, memaksa mereka untuk menyerang sel-sel otak yang sehat.

Para peneliti percaya temuan mereka bisa menjelaskan mengapa perokok yang mencoba berhenti merasakan masalah kognitif jangka pendek. “Saat mereka merokok, efek stimulan dari masker nikotin menghilangkan plastisitas neuron," kata penulis studi Pier Piazza kepada New Scientist. "Ketika mereka berhenti merokok, kekurangan itu tetap terjadi.”




Sumber: http://www.cnnindonesia.com
Powered By Blogger