Translate

Jumat, 12 November 2010

Kelebihan dan Kelemahan Active Learning

Dari pembahasan mengenai active learning di atas dapat ditemukan banyak kelebihan dari konsep active learning itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan
3. Sangat menyenangkan
4. Memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik
5. Menggunakan metode yang bervariasi
6. Menggunakan banyak media
7. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

Namun tidak sedikit pula ditemukan beberapa kelemahan dari pembelajaran active learning diantaranya adalah sebagai berikut:
i. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik
ii. Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus.

Aplikasi Active Learning

Ada empat macam aplikasi active learning (dalam cakupan yang masih umum). Keempat macam tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaiman mereka belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.

2. Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari.

3. Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru atau teman mereka sendiri.

4. Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain sebagainya.

Writing In The Here And Now (Menulis Pengalaman)

Menulis membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Cara dramatik untuk memajukan refleksi independen adalah meminta peserta didik menulis laporan tindakan saat sekarang dari sebuah pengalaman yang telah mereka alami. (Seolah-olah tindakan itu terjadi di sini dan sekarang).
Prosedur:
1. Pilihlah jenis pengalaman yang anda inginkan untuk ditulis oleh siswa. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau akan datang. Diantara kemungkinan-kemungkinan itu adalah:
a. Problem baru
b. Peristiwa keluarga
c. Hari pertama di pekerjaan baru
d. Presentasi
e. Pengalaman dengan teman
f. Situasi belajar
2. Informasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah mereka pilih untuk tujuan penulisan reflektif. Beri tahu mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama kali di sini dan sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas dan lebih dramatik daripada menulis tentang sesuatu di sana dan kemudian atau di masa depan yang jauh.
3. Persiapkan permukaan yang jelas untuk ditulis. Bangunlah privasi dan ketenangan.
4. Perintahkan peserta didik menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan, seperti,” Saya sedang berdiri di hadapan teman-teman kelas menyampaikan presentasi. Saya sebenarnya ingin tampak percaya diri……” Ajaklah peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.
5. Berilah waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, ajaklah mereka untuk membacakan tentang refleksinya di sini dan sekarang.
6. Diskusikan tindakan-tindakan baru yang bisa mereka lakukan di masa depan.
Variasi:
i. Untuk membantu peserta didik masuk dalam suasana hati untuk tulisan reflektif, pertama, lakukanlah latihan khayalan mental atau adakan diskusi kelompok yang relevan dengan topik yang anda tugaskan.
ii. Minta para peserta didik untuk melakukan sharing apa yang telah mereka tulis. Alteratif pertama, adalah mengajak beberapa sukarelawan untuk membaca hasil karyanya. Alternatif kedua, adalah meminta partner agar mereka membagi tulisan satu sama lain.

Learning Tournament ( Turnamen Belajar)

Teknik ini merupakan suatu bentuk yang disederhanakan dari” Teams Games Tournament”. Teknik ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Teknik ini juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat dipergunakan untuk mengembangkan pelajaran macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas.
Prosedur:
1. Bagilah peserta didik dalam tim yang terdiri dari 2-8 orang anggota. Masing-masing tim harus memiliki jumlah yang sama (kalau tidak dapat, anda harus membuat skor rata-rata untuk setiap tim).
2. Berilah materi untuk dibahas bersama.
3. Kembangkan beberapa pertanyaan untuk menguji pemahaman dan atau mengingat materi pengajaran. Gunakan bentuk yang menggunakan skor mudah, seperti pilihan ganda, isilah titik, betul atau salah, atau istilah untuk didefinisikan. Dalam sebuah mata pelajaran kelas computer, contohnya peserta didik diberikan istilah seperti dibawah ini:
 Cascade: Satu cara untuk mengatur Windows
 Icon: Representasi grafis elemen-elemen
 Multitasking: Kemampuan komputer lebih cepat dari benda dalam sesaat
 Path: Letak file dalam directory
 Attribute: Informasi tentang file
4. Berikan satu serangkaian pertanyaan pada peserta didik. Menunjuk hal ini sebagai “babak pertama” untuk turnamen belajar. Setiap peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi.
5. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah peserta didik menghitung pertanyaan yang mereka jawab secara benar. Kemudian suruhlah mereka menyatakan skor mereka pada anggota lain dalam tim tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masing-masing tim.
6. Mintalah tim mempelajari lagi turnamen pada babak dua. Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai bagian” babak kedua”. Mintalah sekali lagi tim menyatakan skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya.
7. Anda dapat melakukan beberapa ronde seperti yang anda sukai. Akan tetapi, pastikan membolehkan tim memiliki sesi untuk belajar antara ronde (lama turnamen belajar dapat bervariasi, mungkin 20 menit atau beberapa jam).
Variasi:
i. Beri hukuman kepada peserta didik yang menjawab salah dengan memberi skor nilai 2 atau 3. Kalau mereka tidak yakin akan jawaban, jawaban kosong dihitung 0.
ii. Buat penampilan seri kecakapan sebagai basis untuk turnamen

Active Knowledge Sharing (Berbagi Pengetahuan Secara Aktif)

Ini adalah sebuah cara yang bagus untuk menarik para peserta didik dengan segera kepada materi pelajaran anda. Anda dapat menggunakannya untuk mengukur tingkat pengetahuan para peserta didik selagi, pada saat yang sama, melakukan beberapa bangunan tim (team building). Strategi tersebut bekerja dengan beberapa pelajaran dan dengan beberapa materi pelajaran.
Prosedur:
1. Siapkan sebuah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari berbagai kategori berikut ini:
o Kata-kata yang harus didefinisikan (misalnya,” Apa makna’ ambivalen’?”)
o Pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda mengenai fakta-fakta atau konsep-konsep (misalnya,” Sebuah tes psikologi valid atau sah jika tes itu (a) mengukur sebuah sifat secara konsisten dengan waktu yang lama dan (b) mengukur isi apa yang harus diukur.”)
o Orang-orang yang harus dikenali (misalnya,” Siapa George Washington Carver itu?”)
o Pertanyaan-pertanyaan mengenai aksi-aksi yang dapat diambil seseorang dalam situasi-situasi tertentu (misalnya,” Bagaimana anda mendaftar untuk dipilih?”)
o Kalimat-kalimat yang tidak lengkap (misalnya,” A…….mengidentifikasi kategori-kategori tugas dasar yang dapat anda tunjukan dengan sebuah program komputer.”)
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat memulai suatu pelajaran tentang abad ke-20 dengan membagi-bagikan kuis berikut ini:
a. Apa yang terjadi pada tahun-tahun berikut ini: 1918, 1929, 1945, 1963, 1984?
b. Identifikasilah hal-hal berikut ini:
 Mussolini
 Chamberlain
 Trotsky
 Mao
 Mc Carthy ( Joseph dan Eugene)
c. Menurut pendapat anda, apa peristiwa terpenting pada abad ke-20?
2. Mintalah para peserta didik menjawab berbagai pertanyaan sebaik yang mereka bias.
3. Kemudian, ajaklah mereka berkeliling ruangan, dengan mencari peserta didik yang lain yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya. Doronglah para peserta didik untuk saling membantu satu sama lain.
4. Kumpulkan kembali kelas penuh dan ulaslah jawaban-jawabannya. Isilah jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa peserta didik. Gunakan informasi itu sebagai jalan memperkenalkan topik-topik penting di kelas itu.
Variasi:
i. Berilah masing-masing peserta didik sebuah kartu indeks. Mintalah mereka menulis sebuah informasi yang mereka yakini akurat mengenai materi pelajaran. Ajaklah para peserta didik itu bergerak, dengan berbagi apa yang telah mereka tulis dalam kartu-kartu mereka. Doronglah mereka untuk menulis informasi baru yang dikumpulkan dari peserta didik yang lain. Ketika kelompok sudah penuh, ulaslah informasi yang dikumpulkan tersebut.
ii. Lebih baik pergunakan pertanyaan-pertanyaan opini daripada pertanyaan faktual, atau campurlah pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.

Class Concern ( Perhatian Terhadap Aktivitas Kelas)

Para peserta didik biasanya memegang beberapa kepedulian terhadap suatu pelajaran yang mereka hadiri untuk pertama kali, khususnya jika pelajaran itu bercirikan belajar aktif. Kegiatan ini memungkinkan kepedulian ini untuk diungkapkan dan didiskusikan secara terbuka, namun dengan cara yang aman.
Prosedur:
1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki kepedulian terhadap pelajaran. Kepedulian ini mungkin mencakup beberapa hal berikut ini:
o Berapa sulit pekerjaan atau mungkin pekerjaan tersebut menghabiskan waktu.
o Bagaimana berpartisipasi dengan bebas dan menyenangkan.
o Bagaimana siswa berfungsi dalam kelompok belajar yang kecil.
o Bagaimana memilih guru.
o Cara yang mudah membaca materi.
o Jadwal waktu untuk mata pelajaran itu.
2. Cantumkan bagian persoalan pada sebuah papan atau flip chart. Dapatkan yang lain dari para anggota kelas.
3. Tentukan prosedur pemilihan yang memungkinkan kelas itu memilih 3 besar atau 4 masalah penting.
4. Bentuklah kelas ke dalam 3 atau 4 sub-kelompok. Ajaklah masing-masing kelompok untuk menguraikan tentang salah satu dari masalah tersebut. Mintalah mereka menjadikan persoalan tersebut secara spesifik.
5. Mintalah setiap kelompok merangkum hasil diskusi untuk semua kelas. Dapatkan reaksi-reaksinya.
Variasi:
 Mintalah kelompok memikirkan beberapa solusi baik yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun pengajar untuk mempermudah kepedulian yang telah ditentukan bagi mereka.
 Daripada mengakhiri kegiatan tersebut dengan beberapa laporan kelompok, ciptakan sebuah panel atau diskusi fishbowl.

The Company You Keep ( Mencari Teman Membentuk Kelompok)

Teknik ini memperkenalkan gerakan fisik tepat sejak awal dan membantu peserta didik lebih saling mengenal satu sama lain. Aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan banyak menyenangkan.
Prosedur:
1. Buatlah sebuah daftar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih mengenal pelajaran yang anda sampaikan. Kategori-kategori ini antara lain sebagai berikut:
o Bulan kelahiran
o Orang-orang yang suka atau tidak suka ( mengidentifikasi sebuah kesukaan, seperti puisi, bermain peran, ilmu pengetahuan, atau komputer)
o Kesukaan (mengidentifikasi beberapa hal, seperti buku, lagu atau restoran fast food)
o Tangan yang anda gunakan untuk menulis
o Warna sepatu anda
o Setuju atau tidaknya dengan beberapa pernyataan opini tentang sebuah isu hangat (misalnya,” Jaminan pemeliharaan kesehatan hendaknya bersifat universal.”)
Anda dapat juga menggunakan berbagai kategori yang secara langsung mengaitkan dengan pelajaran yang anda ajarkan, seperti berikut ini:
• Pengarang favorit
• Orang-orang yang setuju atau tidak setuju (identifikasilah sebuah persoalan yang dikaitkan dengan topik pelajaran anda)
• Orang-orang yang tahu atau tidak tahu siapa atau apa (identifikasilah orang atau konsep yang dikaitkan dengan topik pelajaran anda)
2. Bersihkan ruang lantai agar peserta didik dapat berkeliling dengan bebas.
3. Sebutlah sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada. Sebagai contoh, para penulis dengan tangan kanan dan penulis dengan tangan kiri akan terpisah menjadi dua kelompok, atau orang-orang yang sepakat dengan sebuah pernyataan yang akan terpisah dari orang-orang yang tidak setuju. Jika kategori tersebut berisi lebih dari dua pilihan (misalnya, bulan kelahiran peserta didik), mintalah peserta didik berkumpul dengan orang-orang yang menyukai mereka, yang dengan demikian membentuk beberapa kelompok.
4. Ketika peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka berjabatan tangan dengan teman yang mereka jaga. Ajaklah semua untuk mengamati secara tepat berapa banyak orang yang ada di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
5. Lanjutkan segera pada kategori berikutnya. Jagalah peserta didik tetap bergerak dari kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
6. Kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari latihan tersebut.
Variasi:
i. Mintalah peserta didik agar lebih menentukan seseorang yang berbeda dengan mereka daripada orang yang sama. Sebagai contoh, anda mungkin meminta peserta didik untuk mencari seseorang yang mempunyai mata dengan warna yang berbeda dari yang lain. (Kapanpun tidak ada jumlah peserta didik yang sama dalam kategori-kategori yang berbeda, maka berikan lebih dari satu orang dari sebuah kelompok untuk berkerumun dengan orang dari kelompok lain).
ii. Ajaklah peserta didik untuk mengusulkan berbagai kategori.

Active Learning (Pembelajaran Aktif)

Seperti banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan belajar atau mengajar, memang belajar aktif atau active learning tidak mudah didefinisikan secara sederhana. Beberapa kutipan definisi active learning atau belajar aktif:
i. Murid menggunakan otaknya untuk mempelajari gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
ii. Strategi pembelajaran yang membuat murid lebih terlibat dalam mata pelajaran, interaksi sosial, dan sedikit kompetisi.
iii. Murid aktif dengan penuh semangat menerima tanggung jawabnya untuk belajar.
iv. Menempatkan murid pada suatu situasi yang membuat mereka membaca, berbicara, mendengarkan, berpikir keras dan menulis.
Hal-hal tentang pengertian active learning yang ada diatas tersebut merupakan hanya tentang sebuah kutipan. Dan menurut beberapa para tokoh definisi active learning dapat diartikan sebagai berikut:
• Silberman, M. 1996. Belajar aktif, murid melakukan sebagian besar dari pekerjaan. Mereka menggunakan otaknya untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan masalah-masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif disini bersifat berjalan dengan cepat, menyenangkan, memberikan dukungan dan melibatkan diri.
• Glasgow. 1996. Belajar aktif, berusaha sungguh-sungguh untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar pada belajarnya sendiri. Mereka mengambil peran yang lebih dinamis dalam menentukan bagaimana dan apa yang mereka akan ketahui, apa yang seharusnya mereka bisa lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukannya. Peran mereka kemudian berkembang lebih jauh ke pengelolaan pendidikan diri dan memotivasi diri menjadi kekuatan lebih besar di belakang belajar.
• Model dan Michael. 1993. Tokoh ini mendefinisikan tentang lingkungan belajar aktif, yang mana artinya adalah suatu lingkungan dimana murid didorong secara individual untuk terlibat di dalam proses membangun model mental mereka sendiri dari informasi yang mereka peroleh.
• UC Davis TAC Handbook. Belajar aktif adalah suatu pendekatan belajar yang melibatkan murid sebagai “gurunya sendiri”. Perlu diingat murid aktif adalah pendekatan bukan pada metodenya.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa active learning atau belajar aktif ini menekankan atau pada intinya siswa menjadi pusat belajar yang dimana:
 Keterlibatan para siswa tidak hanya sekedar mendengar .
 Fokus pembelajaran tidak pada mentransformasikan informasi, melainkan lebih kepada pengembangan kurikulum.
 Siswa dilibatkan dalam tingkatan berpikir yang lebih tinggi (analisis, sintesis, evaluasi).
 Siswa memiliki keterikatan pada berbagai aktivitas.
 Fokus pembelajaran terbesar adalah mengembangkan minat eksplorasi siswa sesuai sikap dan penilaian mereka.
Powered By Blogger